*AS Akan Bangun Dermaga Khusus untuk Kirim Makanan ke Gaza

dermaga

BANGTOGEL - Rencana AS untuk mengirimkan bantuan ke Gaza menggunakan dermaga terapung di tengah laut berpotensi menghadapi tantangan dari segi logistik dan keamanan.

Lebih dari 1.000 tentara AS diperkirakan akan ikut serta dalam operasi itu meskipun Departemen Pertahanan AS mengatakan, tidak akan ada "personel yang menginjakkan kaki di darat".

Untuk mewujudkannya, AS bermitra dengan perusahaan swasta bernama Fogbow, yang dijalankan oleh mantan pejabat militer dan badan intelijen.

Tujuannya untuk menyalurkan bantuan berupa dua juta makanan sehari ke Gaza, sebab PBB sudah memperingatkan bahwa kelaparan "hampir tak bisa dihindari" jika tidak ada tindakan segera.

Berikut apa yang kami ketahui tentang operasi logistik raksasa ini.

  • Bagaimana AS akan mendirikan dermaga?

Kapal Angkatan Darat AS mulai berlayar pada Sabtu (9/3/2024) dan Senin (11/3/2024) untuk membawa peralatan ke Mediterania.

Menurut Departemen Pertahanan AS, rencana tersebut mencakup dua komponen utama yang perlu dibangun—dermaga terapung besar yang terdiri dari segmen baja dan sebuah dermaga jalan lintas dengan dua jalur yang panjangnya 548 meter.

Jalan lintas itu akan terdiri dari potongan-potongan baja 12 meter yang saling terhubung dan melekat pada pantai.

Kapal kargo mengirim pasokan ke dermaga dan bantuan tersebut, kemudian diangkut ke beberapa tongkang dan kapal lebih kecil—yang dikenal sebagai kapal pendukung logistik, atau LSV—lalu dibawa ke dermaga.

Dari sana, kendaraan akan mengantar bantuan itu ke darat menuju Gaza.

dermaga

Jalan lintas akan dirakit di laut dan "didorong" ke pantai, sehingga pasukan AS bisa menghindari menginjak kaki di Gaza.

Proyek pembangunan di laut dan darat ini—secara resmi dikenal sebagai Joint Logistics Over-the-Shore (JLOTS)—adalah jenis proyek yang pernah digunakan militer AS sebelumnya di Kuwait, Somalia, Haiti, dan Amerika Tengah untuk misi bantuan bencana.

Bahkan, operasi semacam itu pernah dijalankan pada Perang Dunia II setelah invasi Normandia pada Operasi D-Day. Baru-baru, ini pada Juli tahun lalu, departemen pertahanan menggunakan peralatan JLOTS serupa untuk latihan skala besar di Australia.

"Keinginan militer (AS), tentu saja, adalah memiliki pelabuhan operasi. Itu membuat segalanya lebih mudah," kata Mark Cancian, pensiunan kolonel Korps Marinir AS yang berpengalaman merencanakan operasi laut-darat, kepada BBC.

"Tapi itu tidak selalu mungkin, baik akibat situasi konflik atau di masa damai, misi kemanusiaan," tambahnya. “Itulah gunanya JLOTS."

  • Apa itu Fogbow dan apa peran mereka?

Perusahaan swasta Fogbow dipimpin oleh Sam Mundy, mantan letnan kolonel Korps Marinir yang sebelumnya memimpin pasukan di Timur Tengah, dan Mick Mulroy, mantan perwira paramiliter CIA dan asisten menteri pertahanan untuk Timur Tengah.

Rincian lengkap tentang apa yang akan mereka lakukan belum pernah dirilis ke publik.

Namun, seorang sumber yang dekat dengan rencana itu mengatakan kepada BBC bahwa operasi Fogbow—yang dikenal secara internal sebagai Rencana Pantai Biru—berfungsi untuk mengatur penyaluran bantuan setelah tiba di pantai Gaza.

Sejumlah kontainer akan dikosongkan dan isinya diletakkan dalam truk untuk dibawa masuk ke titik-titik distribusi Gaza yang lebih dalam.

Hal itu merupakan bagian dari rencana yang disetujui oleh Pemerintah AS dan Israel.

BBC telah diberitahu bahwa Fogbow masih mengumpulkan dana dan telah memberi arahan kepada beberapa pemerintah Eropa dan Timur Tengah tentang rencana tersebut.

Dalam jangka panjang, Fogbow berencana untuk mendirikan yayasan yang dikelola donor untuk membantu menyalurkan bantuan ke Gaza.

  • Bagaimana keamanan akan ditangani?

Pakar militer mengatakan, keberhasilan rencana itu bergantung pada faktor keamanan.

Jaminan keamanan dibutuhkan untuk melindungi operasi, baik dari risiko terkena tembakan di zona tempur yang masih aktif, maupun dari kerumunan besar warga sipil yang berkumpul di pantai.

Pensiunan Laksamana Muda Mark Montgomery, seorang veteran yang telah bertugas selama 32 tahun di Angkatan Laut AS dan berpengalaman memberikan bantuan kemanusiaan, mengatakan bahwa operasi itu membutuhkan "tameng keamanan" baik di pantai maupun di perairan dangkal sekitarnya

"Anda tidak bisa membiarkan warga sipil naik ke dermaga," kata Montgomery.

"Mereka mungkin adalah orang tua yang putus asa mencari makanan untuk anak-anak mereka—atau mereka ingin mencoba membunuh orang. Itu akan membatalkan operasi."

Dua orang yang cukup paham dengan rencana itu mengatakan kepada BBC bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan menjaga keamanan "luar" untuk mencegah kerumunan warga sipil mencapai pantai dan memastikan daerah itu aman.

Distribusi bantuan itu akan menjadi tanggung jawab warga Palestina lokal yang tidak bersenjata.

Fogbow diperkirakan hanya akan memiliki peran logistik terbatas dan tidak akan terlibat dalam distribusi.

Sementara, Pentagon mengatakan, tidak ada pasukan AS yang akan menginjakkan kaki di Gaza. Meski begitu, para ahli mengatakan kenyataannya mungkin lebih rumit.

"Orang-orang harus memberikan arahan tentang sudut yang tepat yang diinginkan, atau konsistensi pasir yang dibutuhkan, hal-hal semacam itu," kata Montgomery.

"Mereka harus berada di sana untuk memeriksa semuanya dan memastikan kami berlabuh di tempat yang tepat."

Jika ada orang di pantai itu yang bukan bagian dari militer AS, maka dia adalah pekerja kontrak berpengalaman atau pensiunan militer AS, tambah Montgomery.

  • Apakah pengiriman ini akan membawa perubahan?

Menurut Departemen Pertahanan AS, kehadiran dermaga sementara ini berarti dua juta makanan sehari bisa masuk ke Gaza.

Jumlah tersebut cukup untuk memberi makan sebagian besar atau hampir seluruh 2,3 juta penduduk di wilayah itu.

Operasi itu juga akan memberikan bantuan yang jauh lebih banyak daripada yang saat ini dikirim melalui jalur darat melalui perbatasan Rafah dengan Mesir dan perbatasan Kerem Shalom dengan Israel, atau melalui bantuan udara.

Awal pekan ini, juru bicara Departemen Luar Negeri, Matthew Miller mengatakan, opsi pengiriman laut sedang dieksplorasi karena opsi lain tidak cukup.

Namun, ia mengatakan, tidak ada metode yang bisa menggantikan bantuan yang dikirim lewat truk di darat, jadi mereka akan terus mendorong itu.

peta dermaga

Cara tercepat dan paling efektif untuk mengirim bantuan ke Gaza adalah melalui jalan darat.

Tetapi, lembaga bantuan mengatakan pembatasan Israel membuat hanya sebagian kecil dari bantuan dapat menembus masuk Gaza.

Organisasi kemanusiaan dan pejabat AS mengatakan bahwa menambah pengiriman melalui darat tetap menjadi satu-satunya pilihan yang layak untuk memenuhi permintaan sementara dermaga masih dirancang.

"Bahkan dalam kondisi terbaik, (dermaga) membutuhkan waktu hampir dua bulan sebelum mekanisme pengiriman dapat berjalan secara efektif," kata Montgomery.

"Kami harus mempertimbangkan itu saat menangani tantangan kemanusiaan selama 45 hari ke depan."

Operasi itu mungkin bisa berjalan sebagian sebelum dermaga selesai dibangun.

BBC memahami bahwa Fogbow sedang mencari cara untuk mengeruk pantai agar tongkang cukup dekat ke pantai sehingga bantuan dapat diturunkan ke truk.

Negara lain juga sedang mengeksplorasi rute maritim untuk mengirim bantuan karena sedikitnya bantuan yang masuk lewat darat.

Sebuah kapal Spanyol yang menarik tongkang bermuatan 200 ton pasokan makanan akhirnya berlayar dari Siprus pada Senin (11/3/2024).

Kapal itu diharapkan dapat berlabuh di dermaga kecil yang sedang dibangun oleh badan amal AS di pantai Gaza.